Senin, 08 Desember 2014

12. SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR




Nama kelompok :
Desi Triwulansari         1310108136
Nurul Elania                 1310108282
Oktaviana Dian C       1310108502
Zaka Yahya Putra       1310108394
 



12.1 Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik

Telah banyak yang dicapai dalam penggunaan mesin yang dikendalikan komputer di area produksi. Mesin – mesin ini dapat melakukan tugas yang semula dilakukan oleh para pekerja.
Computer-Aided Design
Computer –aided design (CAD), yang semakin sering disebut computer-aided engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang akan dimanufaktur. CAD kemudian digunakan untuk merancanag segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan jembatan hingga bagian – bagian kecil.
Perangkat lunak CAD memperbaiki gambar dengan menghaluskan dan meluruskan garis. Perangkat lunak CAD bahkan dapat membuat bagian – bagian tersebut bergerak seperti sedang digunakan. Perangkat lunak CAD dapat menyiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan untuk memproduksi produk itu. Spesifikasi ini disimpan dalam database rancangan.
Computer-Aided Manufacturing
Computer-Aided Manufacturing (CAM) adalah penerapan komputer dalam proses produksi. Mesin produksi khusus yang dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan.
Sebagian besar otomatisasi pabrik saat ini terdiri dari teknologi CAM. Produksi dapat berjalan lebih cepat dan presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja manusia yang mengendalikan. Presisi yang lebih tinggi memungkinkan lebih sedikit bagian yang cacat dan terbuang.
Robotik
                Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik. Robotik melibatkan penggunaan robot industrial (industrial robots – IR), alat yang secara otomatis melaksanakan tugas – tugas tertentu dalam proses manufaktur.
                Robot memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, tetapi mereka juga melaksanakan pekerjaan yang berbahaya seperti bekerja di area yang suhunya sangat tinggi.

12.2 Komputer Sebagai Sistem Informasi

Sistem Titik Pemesanan Kembali
Setelah komputer pertama diterapkan secara berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan tugas menegndalikan persediaan. Pendekatan paling sederhana adalah menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan kembali (reorder points – ROP), dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali desebut sistem titik pemesanan kembali. Kehabisan persediaan (stockout) berarti tidak tersedia persediaan. Perusahaan mengantisipasi kehabisan persediaan dan melakukan pesanan pada pemasok ketika saldo mencapai titik pemesanan kembali. Jumlah waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan disebut lead time. Manajer tidak suka sesuatu yang begitu ketat. Sebagai ukuran berjaga – jaga disisihkan sejumlah persediaan yang disebut safety stock.
Rumus titik pesanan kembali. Manajer manufaktur tidak perlu menebak untuk menentukan ROP. ROP dapat dihitung, dengan menggunakan rumus berikut :
R = LU + S
Dan :      R = titik pemesanan kembali
                L = lead time pemasok (dalm hari)
                U = tingkat pemakian (jumlah unit yang digunakan atau terjual per hari)
                S = tingkat safety stock (dalam unit)
Material Requirements Planning
‘Material Requirements Planning (MRP) adalah suatu strategi material proaktif. Dari pada hanya menunggu hingga saat memesan, MRP melihat ke masa depan dan mengindentifikasi material yang akan diperlukan, jumlahnya, dan tanggal diperlukannya.
1.       Sistem penjadwalan produksi menggunkan empat file data dalam menyiapkan master production schedule. Data input mencakup file Pesanan Pelanggan, file Ramalan Penjualan, file Persediaan Barang Jadi, dan file Kapasitas Produksi.
2.       Sistem material requirements planning menentukan berapa banyak material yang diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang dinginkan.
3.       Sistem material requirements planning bekerja berhubungan dengan sistem capacity requirements planning untuk memastikan bahwa produksi terjadwal itu sesuai dengan kapasitas pabrik.
4.       Sistem pelepasan pesanan (order release system) menggunakan jadwal pesanan terencana untuk input dan mencetak laporan pelepasan pesanan (order lelease report).
MRP memungkinkan perusahaan mengelola materialnya secara lebih baik.
Manufacturing Resource Planning (MRP II)
Sistem MRP II mengintegrasikan semua proses didalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II juga berhubungan dengan sub sistem CBIS lain, yang menyediakan informasi bagi sistem informasi eksekutif dan bagi sistem informasi fungsional lain. MRP II juga bertukar data dengan subsistem informasi akuntansi yang terlibat dalam arus material – pemasukan pesanan, penagihan, piutang dagang, pembelian, penerimaan, hutang dagang, dan buku besar.
Manfaat MRP II :
1.       penggunaan sumber daya yang lebih efesien.
2.       Perencanaan prioritas yang lebih baik.
3.       Pelayanan pelanggan yang meningkat.
4.       Semangat kerja pegawai meningkat.
5.       Informasi manajemen yang lebih baik.
Pendekatan Just-In-Time
Pedekatan just-in-time (JIT) menjaga arus material melalui pabrik hingga minimum dengan menjadwalkan material agar tiba di stasiun kerja “tepat pada waktunay” (just-in-time). waktu adalah kunci sistem JIT.

12.3 Model Sistem Informasi Manufaktur 

Sistem informasi manufaktur mencakup semua aplikasi komputer dalam area manufaktur  sebagai sistem konseptual.
Subsistem Input
Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan dat lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasoknya.
Subsistem Industrial Engineering, menyerupai subsistem penelitian pemasaran karena terutama terdiri dari proyek – proyek pengumpulan dat khusus.
Subsistem Intelejen Manufaktur, mengumpulkan  data dari lingkungan.
Subsistem Output
Subsistem Produksi, menjelaskan tiap langakah dari proses transformasi – dari pemesanan bahan baku dari pemasok hingga pelepasan barang jadi ke pasar.
        Subsistem Persediaan, memlihara catatan konseptual dari material saat material bergerak dari bahan mentah menjadi barang dalam proses dan akhirnya menjadi barang jadi.
        Subsistem Kualitas, memastikan bahwa kualitas bahan baku yang diterima dari pemasok memnuhi standar persyaratan.
Subsistem Biaya, membuat manajemen tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai biaya proses transformasi.



12.4 Bagaimana Manajer menggunakan Sistem Informasi Manufaktur 

Sistem informasi manufaktur digunakan baik dalam penciptaan maupun dalam operasi sistem produksi fisik. Informasi itu digunakan oleh eksekutif perusahaan, manajer di area manufaktur, dan juga manajer di area lain.
        Para eksekutif menerima informasi dari semua subsistem output. Manajer dalam pemasaran dan keuangan juga menggunakan output itu. Manajer keuangan memiliki perhatian khusus pada subsistem persediaan, karena digunakan dalam menentukan investasi persediaan, dan pada subsistem produksi karena digunakan untuk membuat keputusan penting mengenai kontruksi atau perluasan pabrik.


Daftar Pustaka :
Mc Leod, Raymond & George P. Schell Sistem Informasi Manajemen. Edisi 8. PT Indeks. Jakarta. 2004.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar