Nama kelompok :
Desi
Triwulansari 1310108136
Nurul
Elania 1310108282
Oktaviana
Dian C 1310108502
Zaka
Yahya Putra 1310108394
12.1 Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik
Telah banyak yang dicapai dalam penggunaan mesin yang
dikendalikan komputer di area produksi. Mesin – mesin ini dapat melakukan tugas
yang semula dilakukan oleh para pekerja.
Computer-Aided Design
Computer –aided design (CAD), yang semakin sering disebut computer-aided engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer
untuk membantu rancangan produk yang akan dimanufaktur. CAD kemudian digunakan
untuk merancanag segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan
jembatan hingga bagian – bagian kecil.
Perangkat lunak CAD memperbaiki
gambar dengan menghaluskan dan meluruskan garis. Perangkat lunak CAD bahkan
dapat membuat bagian – bagian tersebut bergerak seperti sedang digunakan.
Perangkat lunak CAD dapat menyiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan untuk
memproduksi produk itu. Spesifikasi ini disimpan dalam database rancangan.
Computer-Aided
Manufacturing
Computer-Aided Manufacturing (CAM) adalah penerapan komputer dalam proses produksi. Mesin produksi
khusus yang dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan
produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan.
Sebagian besar otomatisasi pabrik
saat ini terdiri dari teknologi CAM. Produksi dapat berjalan lebih cepat dan
presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja manusia yang mengendalikan.
Presisi yang lebih tinggi memungkinkan lebih sedikit bagian yang cacat dan
terbuang.
Robotik
Penerapan
komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik. Robotik melibatkan penggunaan robot
industrial (industrial robots – IR), alat yang secara otomatis melaksanakan
tugas – tugas tertentu dalam proses manufaktur.
Robot
memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang
tinggi, tetapi mereka juga melaksanakan pekerjaan yang berbahaya seperti
bekerja di area yang suhunya sangat tinggi.
12.2 Komputer Sebagai Sistem Informasi
Sistem Titik
Pemesanan Kembali
Setelah komputer pertama diterapkan secara berhasil dalam
area akuntansi, komputer diberikan tugas menegndalikan persediaan. Pendekatan
paling sederhana adalah menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai
tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses
produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan kembali (reorder points
– ROP), dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan
kembali desebut sistem titik pemesanan
kembali. Kehabisan persediaan (stockout)
berarti tidak tersedia persediaan. Perusahaan mengantisipasi kehabisan
persediaan dan melakukan pesanan pada pemasok ketika saldo mencapai titik
pemesanan kembali. Jumlah waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan
disebut lead time. Manajer tidak
suka sesuatu yang begitu ketat. Sebagai ukuran berjaga – jaga disisihkan
sejumlah persediaan yang disebut safety
stock.
Rumus titik pesanan
kembali. Manajer manufaktur tidak perlu menebak untuk menentukan ROP. ROP
dapat dihitung, dengan menggunakan rumus berikut :
Dan : R = titik pemesanan
kembali
L =
lead time pemasok (dalm hari)
U =
tingkat pemakian (jumlah unit yang digunakan atau terjual per hari)
S =
tingkat safety stock (dalam unit)
Material Requirements
Planning
‘Material
Requirements Planning (MRP) adalah suatu strategi material proaktif. Dari
pada hanya menunggu hingga saat memesan, MRP melihat ke masa depan dan
mengindentifikasi material yang akan diperlukan, jumlahnya, dan tanggal
diperlukannya.
1.
Sistem
penjadwalan produksi menggunkan empat file data dalam menyiapkan master
production schedule. Data input mencakup file Pesanan Pelanggan, file Ramalan
Penjualan, file Persediaan Barang Jadi, dan file Kapasitas Produksi.
2.
Sistem
material requirements planning menentukan berapa banyak material yang
diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang dinginkan.
3.
Sistem
material requirements planning bekerja berhubungan dengan sistem capacity requirements planning
untuk memastikan bahwa produksi terjadwal itu sesuai dengan kapasitas pabrik.
4.
Sistem
pelepasan pesanan (order release system) menggunakan jadwal pesanan
terencana untuk input dan mencetak laporan
pelepasan pesanan (order lelease report).
MRP memungkinkan perusahaan
mengelola materialnya secara lebih baik.
Manufacturing Resource Planning (MRP II)
Sistem MRP II mengintegrasikan
semua proses didalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP
II juga berhubungan dengan sub sistem CBIS lain, yang menyediakan informasi
bagi sistem informasi eksekutif dan bagi sistem informasi fungsional lain. MRP
II juga bertukar data dengan subsistem informasi akuntansi yang terlibat dalam
arus material – pemasukan pesanan, penagihan, piutang dagang, pembelian,
penerimaan, hutang dagang, dan buku besar.
Manfaat MRP II :
1.
penggunaan sumber daya yang lebih efesien.
2.
Perencanaan prioritas yang lebih baik.
3.
Pelayanan pelanggan yang meningkat.
4.
Semangat kerja pegawai meningkat.
5.
Informasi manajemen yang lebih baik.
Pendekatan Just-In-Time
Pedekatan just-in-time (JIT) menjaga arus material melalui pabrik hingga
minimum dengan menjadwalkan material agar tiba di stasiun kerja “tepat pada
waktunay” (just-in-time). waktu adalah kunci sistem JIT.
12.3 Model Sistem Informasi
Manufaktur
Sistem informasi manufaktur
mencakup semua aplikasi komputer dalam area manufaktur sebagai sistem konseptual.
Subsistem Input
Sistem informasi akuntansi
mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan dat lingkungan
yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasoknya.
Subsistem Industrial
Engineering, menyerupai subsistem penelitian pemasaran karena terutama terdiri
dari proyek – proyek pengumpulan dat khusus.
Subsistem
Intelejen Manufaktur, mengumpulkan data
dari lingkungan.
Subsistem Output
Subsistem Produksi, menjelaskan
tiap langakah dari proses transformasi – dari pemesanan bahan baku dari pemasok
hingga pelepasan barang jadi ke pasar.
Subsistem
Persediaan, memlihara catatan konseptual dari material saat material bergerak
dari bahan mentah menjadi barang dalam proses dan akhirnya menjadi barang jadi.
Subsistem
Kualitas, memastikan bahwa kualitas bahan baku yang diterima dari pemasok
memnuhi standar persyaratan.
Subsistem Biaya, membuat manajemen
tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai biaya proses transformasi.
12.4 Bagaimana Manajer menggunakan
Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi
manufaktur digunakan baik dalam penciptaan maupun dalam operasi sistem produksi
fisik. Informasi itu digunakan oleh eksekutif perusahaan, manajer di area
manufaktur, dan juga manajer di area lain.
Para
eksekutif menerima informasi dari semua subsistem output. Manajer dalam
pemasaran dan keuangan juga menggunakan output itu. Manajer keuangan memiliki
perhatian khusus pada subsistem persediaan, karena digunakan dalam menentukan
investasi persediaan, dan pada subsistem produksi karena digunakan untuk
membuat keputusan penting mengenai kontruksi atau perluasan pabrik.
Daftar Pustaka :
Mc Leod, Raymond & George P. Schell Sistem
Informasi Manajemen. Edisi 8. PT Indeks. Jakarta. 2004.