Minggu, 28 September 2014

PENGEMBANGAN SISTEM



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisUL61HwrcyaDjBTISljiSuhmcGkFlYxl83iDAAX4mqm16bmj3p0DzG4RmKGiD2DITfIa7t-sL-rqHDn4hKQpGzPvaHlhmJbhtsMx8LaTT000eV0S-Qyi0hdWe9jVhmOQQIAOwfN7iut8q/s1600/Makna-Lambang-STIESIA-Surabaya.png 

STIESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

SA.6
Nama Kelompok :
Desi Triwulansari     1310108136
Nurul Elania            1310108282
Oktaviana Dian C    1310108502
Zaka Yahya Putra    1310108394



4.1.   Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem terdiri dari tiga tahapan kerja : persiapan ,definisi ,solusi . Didalam setiap tahapan tersebut terdapat urut-urutan langkah .
  1. Upaya Persiapan
  • Langkah 1 : Melihat Perusahaan Sebagai Suatu Sistem. Hal ini dapat terlaksana dengan mempergunakan model sistem umum. 
  • Langkah 2 : Mengenal Sistem Lingkungan. Hubungan antara perusahaan dan organisasi dengan lingkungannya juga merupakan suatu hal yang penting 
  • Langkah 3 : Mengidentifikasi Subsistem Perusahaan. Subsistem utama perusahaan dapat mengambil beberapa bentuk . bentuk termudah dapat dilihat manajer adalah area-area bisnis ,masing-masing area dapat dianggap sebagai suatu sistem yang terpisah Manajer juga dapat melihat tingkat-tingkat manajemen sebagai subsistem. Subsistem memiliki hubungan atasan-bawahan dan terhubung oleh arus informasi maupun keputusan . Manajer juga dapat menggunakan arus sumber daya sebagai dasar untuk membagi perusahaan menjadi subsistem-subsistem.
      2.  Upaya Definisi 
          Upaya definisi biasanya dirangsang oleh suatu pemicu masalah (problem trigger) – suatu sinyal yang     menandakan bahwa keadaan berjalan lebih baik atau lebih buruk dari yang telah direncanakan . Sinyal ini dapat berasal dari dalam perusahaan atau lingkungannya dan akan mengawali suatu proses pemecahan masalah . Manajer atau seseorang didalam manajer mengidentifikasikan masalah atau gejalanya .Setelah masalah teridentifikasi manajer dapat menghubungi seorang analis sistem untuk membantunya dalam memahami masalah . Upaya definisi terdiri atas dua langkah : melanjutkan dari suatu sistem ke tingkat subsistem , menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urut-urutan tertentu.
  • Langkah 4 : Melanjutkan dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Ketika manajer mencoba untuk memahami masalah ,analis akan memulai pada sistem yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut. Sistem ini dapat berupa perusahaan atau salah satu unitnya . Analis kemudian dilanjutkan menuju ke bawah hierarki sistem ,tingkat demi tingkat. Tujuan dari analis dari atas ke bawah ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat sistem dimana terdapat penyebab terjadinya masalah.

  • Langkah 5 : Menganalisis bagian-bagian sistem dalam urut-urutan tertentu. Seiring dengan manajer yang mempelajari masing-masing tingkat sistem, unsur-unsur sistem juga dianalis secara berurutan -Unsur 1 – Mengevaluasi Standar. Standar kinerja bagi suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana ,anggaran, dan kuota . Manajemen menentukan standar dan harus memastikan bahwa standar tersebut realistis ,dapat dipahami ,dapat diukur ,dan valid                                                   -Unsur 2 – Membandingkan output sistem dengan standar. Setelah manajer merasa puas dengan standar-standarnya ,mereka lalu mengevaluasi output sistem dengan membandingkannya pada standar . Jika manajer tidak memenuhi standarnya ,manajer harus mengidentifikasi penyebabnya ,dan unsur-unsur sistem yang tersisa adalah kemungkinan lokasi                                                            -Unsur 3 – Mengevaluasi Manajemen. Diberikan satu penilaian kritis atas manajemen dan struktur organisasi sitem, dalam beberapa kasus mungkin dibutuhkan pembuatan satu unit baru                -Unsur 4 – Mengevaluasi prosesor informasi. Ada kemungkinan terdapat tim manajemen yang baik ,namun tim tersebut tidak mendapatkan informasi yang ia butuhkan . jika kasusnya seperti ini ,kebutuhan harus diidentifikasi dan sistem informasi yang memadai harus dirancang dan diimplementasikan.                                                                                                                    -Unsur 5 – Mengevaluasi input dan sumber daya input. Analisis akan dilakukan oleh sumber daya fisik didalam unsur input dari sistem (seperti dok penerima, bagian kendali mutu, dan gudang bahan mentah) maupun sumber daya yang mengalir dari lingkungan melalui unsur tersebut.                       -Unsur 6 – Mengevaluasi Proses Transformasi. Prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tidak efisien dapat menimbulkan kesulitan dalam mengubah input menjadi output. Contoh dari upaya untuk memecahkan masalah transformasi : otomatisasi, robot, desain dan produksi yang dibantu oleh komputer, serta produksi yang diintegrasikan oleh komputer                                                        -Unsur 7 – Mengevaluasi Sumber Daya Output. Contoh dari sumber daya seperti ini adalah gudang barang jadi, personel dan mesin-mesin dok pengiriman ,serta armada truk pengirim.

       3.  Upaya Solusi 
            Upaya solusi melibatkan suatu pertimbangan atas alternatif-alternatif yang layak ,pemilihan alternatif terbaik, dan implementasinya.

  • Langkah 6 : Mengidentifikasikan solusi-solusi Alternatif. Manajer mengidentifikasikan cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang sama 
  • Langkah 7 : Mengevalusi Solusi-solusi Alternatif. Semua alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan kriteria evaluasi yang sama ,yang mengukur seberapa baik satu alternatif dalam memecahkan masalah . 
  • Langkah 8 : Memilih Solusi yang TerbaikMenurut Henry Mintzberg seorang teoretikus manajemen ada tiga cara yang dilakukan manajer dalam memilih alternatif yang terbaik                                      -Analisis : Suatu evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan dengan mempertimbangkan konsekuensinya pada sasaran organisasi.                                                                                                       -Pertimbangan : Proses mental seorang manajer .                                                                     -Tawar-menawar : Negoisasi diantara beberapa manajer . 
  •  Langkah 9 : Mengimplementasikan Solusi. Masalah tidak akan terpecahkan hanya dengan memilih solusi yang terbaik . contoh : perlu dilakukan pemasangan peralatan komputasi yang dibutuhkan
  •  Langkah 10 : Menindaklanjuti untuk Memastikan Keefektifan Solusi. Manajer dan para pengembang hendaknya tetap mengawasi situasi untuk memastikan bahwa solusi yang dipilih telah mencapai hasil yang direncanakan . ketika solusi tidak mampu mencapai harapan, kita perlu melaksanakan kembali langkah-langkah pemecahan masalah untuk mengetahui dimana letak kesalahan.

4.2.   Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Siklus hidup pengembangan sistem (Systems development life cycle – SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi .

SDLC Tradisional
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar ,tahapan-tahapan tersebut adalah :
  • Perencanaan 
  • Analisis 
  • Desain 
  • Implementasi 
  • Penggunaan
Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan diimplementasikan. Setelah implementasi,  sistem kemudian digunakan idealnya untuk jangka waktu yang lama. Karena pekerjaan-pekerjaan tersebut mengikuti satu pola yang teratur dan dilaksanakan dengan cara atas ke bawah, SDLC tradisional sering kali disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach).

            Keuntungan dan Kelemahan Pendekatan SDLC
Jika dilakukan dengan baik, maka metodologi SDLC ini memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
  1. Dengan bantuan para ahli sistem informasi dan manajer, pendekatan ini biasanya menghasilkan sistem yang berkualitas tinggi yang bekerja dengan baik, dan dirancang serta dibangun dengan baik, aman dan mudah diawasi, dan mudah dijalankan dan dipelihara untuk periode waktu yang lama 
  2. Dari sudut pandang manajer, organisasi sistem informasi menyediakan metodologi pengembangan dan pemahaman bagaimana mengembangkan suatu sistem, menyediakan dan mengelola analis sistem teknologi dan ahli teknis,yang melakukan semua pekerjaan teknis, mengoperasikan dan memelihara hasil sistem.

Di samping keunggulan, SDLC memiliki kelemahan mendasar seperti berikut :
  1. Sangat sulit menentukan kebutuhan sistem yang lengkap dan akurat pada permulaan pengembangan sistem 
  2. Membutuhkan waktu yang lama 
  3. Membutuhkan biaya yang besar 
  4. Seorang manajer mungkin tidak dapat menentukan bagian yang paling diprioritaskan untuk dikembangkan sistem informasinya. Walaupun dari sudut pandang suatu bagian dalam organisasi perlu dikembangkan suatu sistem, mungkin dari sudut pandang organisasi belum perlu atau tidak merupakan prioritas utama.

Pengembangan sistem dengan pendekatan SDLC ini dapat berhasil jika memperhatikan hal-hal berikut ini :
  1. Definisi kebutuhan sitem yang benar. Jika kebutuhan sistem salah, maka tahap selanjutnya akan salah juga. Kesalahan pada penentuan kebutuhan sistem akan berakibat pada pemborosan dana, waktu dan tenaga. 
  2. Komitmen terhadap proyek. Setiap bagian dalam organisasi harus memberi komitmen penuh pada tim agar proyek pembuatan sistem tersebut berjalan sesuai dengan sasarn dan tepat waktu. 
  3. Pengelolaan perubahan. Perubahan teknologi, cara berbisnis akan berpengaruh pula pada aplikasi sistem informasi. Perubahan tersebut tidak akan ditolak namun dikelola sehingga secara bersamaan perusahaan dapat melakukan perubahan seperlunya. 
  4. Ukuran proyek yang dapat dikelola. Keberhasilan pembuatan sistem informasi sangat tergantung pada jenis sistem, ukuran sistem dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. 
  5. Juara yang efektif. Pengembangan sistem dengan cara ini membutuhkan waktu yang lama. Orang yang terlibat dalam tim mungkin juga mempunyai tugas utama di pekerjaanya. Untuk itulah diperlukan orang-orang yang secara terus-menerus mampu memotivasi anggota tim proyek untuk memiliki komitmen terhadap penyelesaian proyek sistem.

4.3.   Prototyping
Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dasar pemikirannya adalah membuat prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.
            Proses prototyping sistem membutuhkan beberapa pembuat sistem yang memiliki kecakapan teknis dalam membuat dan memodifikasi sistem secara cepat dengan dibantu oleh software yang ada. Disamping itu juga dibutukan pengguna sistem yang mau bekarja secara intensif dengan sistem yang baru dibuat dan menentukan sistem mana yang layak dijalankan untuk organisasi.

Jenis jenis Prototipe
  • Prototipe Evolusioner (evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi ,satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual . 
  • Prototipe Persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Oleh karena itu, suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.
Pengembangan Prototipe Evolusioner – menunjukkan empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut adalah : 
  1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem
  2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe
  3.  Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan 
  4. Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi. Pengembangan Prototipe Persyaratan – menunjukkan langkah-langkah yang terlibat dalam pembuatan sebuah prototipe persyaratan. Tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat sebuah prototipe evolusioner. Langkah langkah berikutnya adalah: 
  5. Membuat kode sistem baru. Pengembang menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengkodean sistem yang baru
  6. Menguji sistem baru
  7.  Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
  8. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
Daya Tarik Prototyping
Alasan pengguna maupun pengembang menyukai prototyping sebagai berikut :
  • Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna  
  • Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna 
  • Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem 
  • Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem 
  • Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
Keuntungan dan Kelemahan Prototyping
Keunggulan prototyping yaitu :
  1.  Prototyping bermanfaat ketika terjadi ketidakpastian tentang persyaratan/keinginan, pemecahan rancangan atau desain sistem.
  2. Prototyping bermanfaat untuk rancangan end-user interface dari suatu sistem informasi 
  3. Prototyping mengurangi biaya pengembangan yang berlebihan 
  4. Pengguna bisa mendapatkan gambaran desain sistem yang sesungguhnya
Pengembangan sistem lebih cepat jika dibandingkan dengan konsep SDLC

Kelemahan prototyping yaitu :
  1. Prototyping yang cepat seringkali mengabaikan langkah-langkah pengembangan sistem yang seharusnya dilalui 
  2. Jika prototyping berjalan dengan baik, manajemen mungkin menganggap sistem yang ada tidak perlu dirancang ulang ataupun diprogram ulang 
  3. Sistem ini masih perlu didokumentasi dan diuji, namun tahap ini sering diabaikan 
  4. Diperlukan investasi tambahan untuk software, pengelolaan data, dan pelatihan untuk pengguna sistem tersebut.

4.4.   Pengembangan Aplikasi Cepat
Pengembangan aplikasi cepat atau RAD (rapid application development) yang diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulisan James Martin yang berarti kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintergrasi yang terdapat didalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi.


Unsur-unsur penting RAD
RAD membutuhkan empat unsur penting ,yaitu :

  • Manajemen 
Khususnya manajemen puncak hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.
  •  Orang
Anggota dari tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing
  • Metodologi
Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD
  • Alat-alat
Alat-alat RAD terutama terdiri ats bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software engineering–CASE) yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode.

4.5 Menempatkan SDLC Tradisional, Prototyping, dan RAD dalam perspektif.
SDLC tradisional, prototyping, dan RAD semuanya adalah metodologi. Semuanya adalah cara-cara yang direkomendasikan dalam mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan sistem, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan sitem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan pemenuhan kebutuhan pengguna. Pada kenyataannya banyak upaya prototyping mungkin dibutuhkan selama pengembangan sebuah sistem.
RAD merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC. Kontribusi utama yang diberikan oleh RAD adalah kecepatan untuk dapat menggunakan sistem yang tercapai terutama melalui penggunaan alat-alat berbasis komputer dan tim-tim proyek khusus.

4.6 Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan (decision making) yaitu tindakan memilih diantara alternatif sokusi pemecahan masalah. Pembuatan keputusan mencakup beberapa aktivitas yang berbeda dan terjadi pada saat yang berbeda. Pembuatan keputusan harus menangkap dan memahami masalahnya. Setelah masalah diketahui, solusi harus didesain, dan kemudian pilihan harus dibuat solusi yang bersifat khusus untuk selanjutnya diimplementasikan.
Mutu pengambilan keputusan disuatu organisasi tergantung atas pemilihan sasaran yang tepat dan mengidentifikasikan cara untuk mencapainya. Dengan integrasi yang baik antara faktor perilaku dan terstruktur, manajemen dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya keputusan yang bermutu tinggi. Organisasi akan sangat tergantung pada keputusan individu maupun kelompok.

4.7 Membangun Konsep
Dengan pemahaman mengenai dasar konsep pemecahan masalah, kita sekarang dapat menggambarkan bagaimana konsep ini diterapkan ke dalam sistem pendukung keputusan.

Elemen Proses Pemecahan Masalah
Beberapa elemen harus tersedia jika seorang manajer sedang terlibat dalam pemecahan masalah. Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai permasalahan sistem. Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuannya dengan paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar ini menggambarkan situasi yang diinginkan (desired state) apa yang harus dicapai sistem tersebut. Sebagai tambahan manajer tersebut harus memiliki informasi yang menggambarkan keadaan saat ini (current state) apa yang dicapai sistem tersebut sekarang ini. Jika dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah yang menjadi penyebabnya dan harus dipecahkan.

Memilih Solusi yang Terbaik
Menurut Hendry Mintzberg seorang ahli teori manajemen, pemilihan solusi terbaik dapat dicapai dengan cara mengidentifikasi tiga pendekatan ,yaitu :
  • Analisis : Evaluasi ats pilihan-pilihan secara sistematis, dengan mempertimbangkan konsekuensi pilihan-pilihan tersebut pada tujuan organisasi
  • Penilaian : Proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer
  • Penawaran : Negoisasi antara beberapa manajer.
Permasalahan versus Gejala
Gejala (symptom) adalah kondisi yang dihasilkan masalah. Seringkali seorang manajer melihat gejala bukan masalah. Bahkan, kita dapat memandang suatu masalah sebagai penyebab permasalahan atau penyebab kesempatan .

            Struktur Permasalahan
            Masalah terstruktur (structured problem) adalah terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang semuanya dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
            Masalah yang tidak terstruktur (unstructured problem) adalah masalah yang tidak memiliki elemen atau hubungan antar elemen yang dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
            Masalah semistruktur (semistructured problem) adalah masalah yang terdiri dari beberapa elemen atau hubungan yang dipahami.

Jenis Keputusan
            Keputusan terprogram (progammed decision) bersifat “repetitif dan rutin, dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi .
            Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat “baru, tidak terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani masalah seperti ini karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau karena masalah tersebut demikian penting sehingga memerlukan penanganan khusus”.

4.8 Model Pendukung Pengambilan Keputusan (DSS: Decision Support system)
Pendekatan SIM amatlah luas, dan berusaha untuk memberikan informasi kepada semua manajer di perusahaan untuk digunakan dalam penyelesaian semua permasalahan.
Istilah sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system-DSS) tetap digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang didesain untuk membantu manajer memecahkan masalah tertentu. DSS tidak pernah ditujukan untuk menyelesaikan masalah tanpa bantuan dari manajer. Sejak 1971, DSS telah menjadi jenis sistem informasi yang paling sukses dan kini menjadi aplikasi komputer untuk pemecahan masalah yang paling produktif.

Model DSS
Ketika DSS pertama kali dirancang, model ini menghasilkan laporan khusus dan berkala serta output dari model matematika. Setelah DSS diterapkan dengan baik, kemampuan yang memungkinkan para pemecah masalah untuk bekerja sama dalam kelompok ditambahkan ke dalam model tersebut. Penambahan peranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut untuk berfungsi sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support system – GDSS) .

Jenis Model
Terdapat empat jenis dasar model, yaitu:
  • Model Fisik (physical model) : Model fisik dibuat untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh benda sesungguhnya
  • Model Naratif (narrative model) : Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari yang menggambarkan entitas dengan kata-kata yang terucap atau tertulis. Semua komunikasi bisnis adalah model naratif sehingga membuat model naratif jenis model yang paling populer
  • Model Grafis (graphic model) : menggambarkan entitasnya dengan abstraksi garis, simbol, atau bentuk.
  • Model Matematis (mathematical model) : Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung EOQ. Model besar seperti ini cenderung lamban dan sulit untuk digunakan.

4.9  Kecerdasan Buatan dan Sistem Pakar
Kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI) adalah aktifitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia. AI diterapkan didunia bisnis dalam bentuk sistem pakar, jaringan saraf tiruan, algoritme genetik, dan agen cerdas.

Sistem Pakar (expert system) adalah program komputer yang berusaha untuk mewakili pengetahuan keahlian manusia dalam bentuk heuristik. Heuristik (heuristic) adalah aturan yang menjadi patokan atau aturan untuk menebak dengan baik.
Heuristik memungkinkan sistem pakar untuk berfungsi sedemikian rupa agar konsisten dengan keahlian manusia, dan menyarankan penggunanya cara memecahkan masalah. Karena sistem pakar berfungsi sebagai konsultan, tindakan menggunakan aplikasi ini disebut konsultasi (consultation) karena pengguna berkonsultasi kepada sistem pakar untuk mendapatkan saran.
Sistem pakar dirancang oleh spesialis informasi ,yang sering kali disebut insinyur pengetahuan (knowledge engineer) yang memiliki keahlian khusus dalam bidang kecerdasan buatan. Insinyur pengetahuan amat ahli dalam mendapatkan ilmu dari seorang ahli.


Daya Tarik Sistem Pakar
Sistem pakar menawarkan kemampuan yang unik sebagai sistem pendukung keputusan, yaitu :
Pertama, sistem pakar memberikan kesempatan untuk membuat keputusan yang melebihi kemampuan seorang manajer.
Kedua, sistem pakar tersebut dapat menjelaskan alasannya hingga menuju ke suatu keputusan. Sering kali, penjelasan mengenai bagaimana solusi tersebut dicapai lebih berharga dibandingkan solusi itu sendiri.

Konfigurasi Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri atas empat bagian utama, yaitu :
  •  Antarmuka Pengguna : antarmuka pengguna memungkinkan manajer untuk memasukkan instruksi dan informasi ke dalam sistem pakar dan menerima informasi dari sistem tersebut. Instruksi ini menentukan parameter yang mengarahkan sistem pakar dalam proses pemikirannya. Sistem pakar didesain untuk merekomendasikan solusi. Solusi ini kemudian dilengkapi dengan penjelasan, terdapat dua jenis penjelasan: penjelasan dari pertanyaan yang diberikan manajer dan penjelasan mengenai solusi masalah.
  • Basis Pengetahuan Basis Pengetahuan (knowledge basis) : berisikan fakta yang menggambarkan masalah serta teknik penggambaran pengetahuan yang menjelaskan bagaimana fakta bersentuhan secara logis.
  • Mesin Inferensi (inference engine) : bagian dari sistem pakar yang melakukan pemikiran dengan cara menggunakan isi basis pengetahuan dalam urutan tertentu. Selama konsultasi, mesin inferensi memeriksa aturan-aturan basis pengetahuan satu demi satu, dan jika persyaratan satu aturan benar, maka suatu tindakan akan dilaksanakan. Lebih dari satu kali pemeriksaan biasanya dibutuhkan untuk memberikan suatu nilai ke solusi masalah yang disebut variabel tujuan (goal variable).
  •  Mesin Pengembangan : komponen utama yang keempat dari sistem pakar adalah mesin pengembangan yang digunakan untuk membuat sistem pakar. Kerangka sistem pakar (expert system shell) adalah prosesor siap pakai dan dapat disesuaikan untuk masalah tertentu dengan cara menambahkan basis pengetahuan yang sesuai.

Salah satu contoh domain masalah yang menggunakan kerangka sistem pakar adalah komputer bantuan pelanggan. Ketika sistem pakar bantuan pelanggan digunakan, pengguna atau anggota staf bantuan pelanggan berkomunikasi secara langsung dengan sistem, dan sistem kemudian berusaha menyelesaikan masalah.
Sistem pakar bantuan pelanggan menggunakan beragam teknik penggambaran pengetahuan, salah satu pendekatan yang populer yang disebut cara pikir berbasis kasus (case based reasoning – CBR). Pendekatan ini menggunakan data historis sebagai dasar untuk mengidentifikasi masalah dan merekomendasikan solusi.
Kerangka sistem pakar telah membuat kecerdasan buatan terjangkau perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk merancang sistem mereka sendiri menggunakan bahasa pemrograman. Kerangka sistem pakar merupakan cara yang paling populer bagi banyak perusahaan untuk menerapkan sistem berbasis pengetahuan.

Daftar Pusaka :
  1. Leod.Raymon.Mc,Jr.George.Edisi 10 : SALEMBA 4
  2. Husein.M.Fakhri,A min.Wibowo.Sistem Informasi Manajemen.Edisi Revisi : UPP STIM YKPM,2006